Dokter Tirta Ngaku Pegang Bukti, Benarkah COVID-19 Ditunggangi Kepentingan Politik?
DotBerita | Jakarta – Dokter Tirta yang viral karena keinginannya mencalonkan diri jadi capres 2024 mengungkap penilaian terkait penanganan Coronavirus Desease 2019 (COVID-19). Selain mengklaim memegang bukti, ia juga menyebut jika penanganan COVID-19 hanya menjadi sarana yang dimanfaatkan oknum sebagai tunggangan politik untuk 2024.
Hal itu disampaikan dokter Tirta lewat akun akun Instagramnya.
Dilihat Minggu (27/9/2020), dokter Tirta menyoroti ketidak-kompakan para kepala daerah dalam penanganan wabah mematikan itu.
Dia bahkan menulis perihal perbedaan data.
“contoh jatim dan suraba, kepala daerah ga kompak, telatnya penanganan, psbb yg stengah2, denda ga jelas buat apa (saya pegang bukti lengkap chat dan rekaman),” tulis dr Tirta.
Dalam unggahan sebelumnya, dr Tirta juga menyentil penerapan PSBB di DKI Jakarta. Menurutnya, kebijakan tersebut tidak berlangsung efektif karena sejumlah persoalan.
BACA JUGA: Niat Temui Suami, Ibu Muda yang Lagi Mandi Jadi Korban Nafsu Bejat Teman Suami
“PSBB jakarta tapi jumlah positif per hari tetap ribuan. Ujung2 nya warga yg disalahkan. Udah ga makan. Disalah2 in. Di denda pula. Saya kira psbb beneran. Tapi yg d razia cuma rumah makan dan lapangan,”
Tak cuma itu, uang denda yang dikenakan petugas kepada warga yang kedapatan melanggar juga tidak luput dari sorotan dokter yang lagi ‘naik daun’ ini.
“Denda tajem kebawah, tumpul ke atas. Tanya juga itu denda lari larinya kemana. Ke rakyat kah?”
Freedom of speech tapi ketika bersuara ada yg tersinggung bisa dikenakan uu ite,” tulis akun dr Tirta.
Belum puas mengungkapkan kegelisahannya, lewat unggahan di akun Instagram, dr Tirta juga menyentil berbagai pernyataan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto terkait virus Corona.
BACA JUGA: Biadab, Pria Ini Perkosa Gadis Bisu asal Lhokseumawe hingga Hamil Empat Bulan
Berikut tulisan lengkap akun dr.tirta:
sebagai relawan di lapangan, awal maret edukasi , harus aDa arahan dari atas
Berikut rekap statement dari februari sampe september 2020. Lengkap saya cuma capture
•
Flu lebh bahaya dari corona (februari)
•
Masker medis untuk orng sakit (februari)
•
Lalu masker kain untuk semua (april)
•
Lalu berubah lagi, masker scuba itu jelek (september)
•
Lalu skrng , masker untuk semua orang (semua orng dianggep positif)
•
Logika. Gimana relawan edukasi dengan maksimal kalo beda2? Ye rakyat yg ada ngetawain kita hahaha
•
Problem kita adalah perihal trust issue, gimana warga bisa percaya? Kalo kebijakan berubah2 hehe
•
Sekali lagi. Saya cuma capture dari media.
•
Saya hanya memanfaatkan freedom of speech 🙂 saya sudah cek berkali2 ga melanggar UU ITE. Lucu aja tiba2 ada yg merasa tersinggung
•
Anyway sudah ada 3 postingan takedown 🙂 (*)
BACA ARTIKEL SELANJUTNYA:
- Ternyata Banyak PNS Ogah Pindah ke Ibu Kota Baru, Kementerian PAN-RB Respons Begini
- Aceh Banjir Lagi, Empat Kecamatan di Kota Lhokseumawe Terendam
- Aceh Tengah Kirim 2,5 Ton Tembakau Gayo ke Sumut
- Pengangkatan Dua Jenderal Eks Tim Mawar Jadi Pejabat Kemhan Disorot
- Sepasang Remaja Terekam Beradegan Mesum di Taman Kota, Videonya Viral